KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 21 Oktober 2013

Menemui Allah Melalui Doa



Doa merupakan hal yang paling sederhana dalam kehidupan, terlalu sederhana dan kita begitu akrab sehingga tidak perlu ada definisi khusus untuk menunjukkan seperti apakah doa itu. Jika ada jalan yang menghubungkan antara dunia yang kita tempati sekarang dengan dunia yang kekal dimana Allah dan para malaikat serta pelayan-pelayan kudusNya diam, maka itu adalah doa Anda. Sayangnya, kita telah merumitkan doa seakan-akan untuk berhubungan dengan Allah, tidak sesederhana itu. Manusia telah merusak satu-satunya sarana paling efesien dalam berhubungan dengan Allah dan menaruh doa ke dalam berbagai ketetapan-ketetapan yang tidak pernah dibuat oleh Allah itu sendiri. Jika berdoa saja telah menjadi sulit, apa lagi yang dapat memberikan harapan bagi kita untuk berhubungan dengan Allah?


APAKAH DOA ANDA DAPAT DISEBUT SEBAGAI DOA?

Saya tidak bermaksud untuk menghakimi ataupun merasa diri pantas untuk menilai kelayakan doa-doa Anda, namun penting untuk memahami bahwa kebanyakan dari kita tidak berdoa untuk menaikkan doa-doa, kita berdoa karena suatu rutinitas. Kita berdoa hanya karena suatu perintah dan kita tidak berdoa karena sebuah kerinduan untuk berhubungan dengan Allah.

Salah satu kontrovensi paling besar di dalam doa adalah apa yang kita sebut sebagai 'Doa Bapa Kami' (Matius 6: 9 - 13). Ketika saya memasuki pelajaran Agama Kristen di sekolah saya, dimana guru kami akan meminta kami untuk memimpin doa sebelum memulai dan mengakhiri pelajaran, model doa ini adalah yang paling sering untuk dipanjatkan. Saya tidak bermaksud untuk menghakimi, tapi saya harus mengakui bahwa teman-teman Kristen saya di sekolah tidak benar-benar menaruh minat dalam hal kerohanian, saya juga tidak mengakui bahwa diri saya sendiri sebagai orang yang 'sok' rohani. Saya percaya bahwa setiap aspek kehidupan kita di dunia ini memiliki kontak yang tidak langsung dengan alam rohani yang tidak kasat mata. Itulah sebabnya adalah salah jika kehidupan rohani Anda hanya ditempatkan pada satu sudut pada hari minggu Anda di dalam gereja, Anda perlu sangat sadar bahwa kita memiliki kontak nyata yang tidak secara langsung menyentuh indera kita dengan roh setiap saatnya.

Karena sedemikian nyatanya kebenaran yang tidak dapat kita sangkali, orang-orang telah membiarkan diri mereka menjadi lumpuh dalam ketidakpercayaan mereka dalam hal kerohanian. Bahkan ketika kita memanjatkan suatu rutinitas seperti 'Doa Bapa Kami', kita tidak mengalami keintiman dengan Allah. Mulut kita mengucapkan hal-hal yang sangat mulia, mulut kita memanggil Allah, namun seringkali itu bukanlah panggilan yang mengalir dari dalam hati.

Yesus sendiri sebelumnya mengingatkan doa-doa rutinitas yang agamawi ini dengan berkata, "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya." (Matius 6: 5). Yesus tidak menganggap rutinitas sebagai doa. Jika Anda berdoa karena suatu kewajiban ataupun keharusan yang ditepati pada waktu-waktu tertentu, maka Anda telah kehilangan saat-saat terindah di dalam doa Anda. Doa bukanlah suatu rutinitas, doa bukanlah tentang kata-kata, doa adalah tentang kediaman, ketika kita diam di hadirat Allah, bahkan ketika kita tidak memiliki apapun untuk kata-kata kita, hanya ketika kita diam dan berfokus kepada Allah, kita dapat percaya bahwa Dia mengetahui jauh lebih banyak daripada kita. Doa pada dasarnya hanyalah tentang keintiman kita untuk bersama-sama dengan Bapa kita di sorga!

DURASI SUATU DOA

Banyak orang tidak mengetahui kebenaran dari doa, dan saya pernah menjadi salah satunya. Kita telah membuat doa menjadi begitu rumit, ketika Yesus mengatakan agar kita tidak bertele-tele di dalam doa (Matius 6: 7). Saya adalah seorang pemimpin dalam doa ketika saya melayani di dalam gereja, saya dapat menghabiskan waktu yang begitu panjang dalam doa sampai saya harus mengakui bahwa terkadang saya sendiri telah kehilangan kata-kata untuk diucapkan. Kita telah dialihkan kepada kebohongan bahwa Allah memperhatikan durasi di dalam sebuah doa, kita berpikir bahwa semakin lama kita berdoa maka itu akan menjadi semakin baik, tapi itu hanyalah suatu kebohongan, Allah tidak pernah mementingkan durasi dari doa-doa Anda, Allah hanya menginginkan hati yang penuh kerinduan dalam setiap doa Anda. Yesus sendiri berkata bahwa kita tidak perlu bertele-tele di dalam doa kita. Yesus sendiri memiliki doa yang sangat sederhana. Dia hanya berkata, 'diam, tenanglah!' untuk menenangkan sebuah badai yang membuat murid-murid-Nya gemetar, Ia hanya berkata 'bangun dan berjalanlah' kepada seorang pria lumpuh yang dipasung oleh teman-temannya, Ia hanya berkata kepada Lazarus 'bangkitlah' dan kehidupanpun kembali mengisi pria yang telah mati selama beberapa hari itu. Sebuah kalimat yang diucapkan dengan iman sudah cukup menjadi sebuah persembahan doa bagi Allah.

Jangan salah paham, sangatlah baik untuk memiliki jam-jam doa tertentu. Kadangkala, kita memerlukan waktu khusus untuk berhubungan dan berfokus sepenuhnya kepada Allah, kita perlu berlutut dan mencurahkan hati kita kepadaNya. Tapi itu hanyalah suatu sikap kerelaan kita, itu bukanlah sesuatu yang diwajibkan ataupun diperhitungkan oleh Allah, Allah jauh lebih tertarik kepada isi hati kita daripada sikap atau cara kita mempresentasikan doa-doa kita dan lamanya doa sama sekali tidak menentukan keintiman kita dengan Allah.

PERANAN DOA

Doa adalah sebuah komunikasi dengan Allah. Seperti apakah Anda berbicara kepada sahabat karib Anda?

Saya akan berbicara dengan santai, bahkan seringkali saya berbicara tanpa berpikir apapun. Bukan berarti saya sedang asal bicara, namun ketika Anda mempercayai seseorang, Anda tidak akan pernah ragu untuk berbagi segala sesuatu kepadanya. Seperti itulah kita seharusnya berdoa dan berbicara kepada Allah. Kita hanya perlu bersikap terbuka dan mempercayai bahwa Dia tidak merasa bosan ataupun keberatan dengan apa yang akan Anda panjatkan.

Menyatakan pujian, penyembahan dan ucapan syukur adalah tujuan doa yang sebenarnya. Dalam Filipi 4: 6 dikatakan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.". Yesus memulai 'Doa Bapa Kami' dengan sesuatu yang tenang, "Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.". Yesus memulainya dengan puji-pujian. Inilah ekspresi dari penyembahan kita, inilah yang disebut dengan ucapan syukur. Kita tidak perlu datang kepada Tuhan dengan segala bentuk tergesa-gesa dan berkata, 'oh Tuhan, tolonglah saya', kita membutuhkan pertolongan, tetapi kita tidak mendatangi Dia dengan kekuatiran yang tidak perlu. Kita dapat memulainya dengan memuji Dia, melihat dan merasakan betapa baiknya Dia. Kita perlu untuk tenang dan percaya kepadaNya.

Tentu saja, ada saatnya Allah menginginkan keterbukaan kita dalam berbagi berbagai persoalan atau masalah. Namun semua itu tidak mengejutkan Dia, Allah tahu dan jauh lebih mengerti tentang apapun yang Anda hadapi daripada diri Anda sendiri. Ketika kita menceritakan apa yang kita hadapi, kita tidak perlu berkata, 'oh Bapa, bersediakah Engkau...'. Ayolah sahabatku, Dia lebih dari yang kita harapkan. Dia terlalu peduli dengan Anda untuk dapat mengabaikan Anda. Kita seharusnya berkata 'Terima kasih Bapa karena kasih karuniaMu, saya bersyukur atas kehidupanku dan apapun yang ada, tidak peduli apapun yang menanti di depan saya dan badai apapun yang datang, saya akan percaya dan menaruh pengharapan kepadaMu.'. Kita hanya perlu mengalihkan perhatian kita dari masalah-masalah atau pergumulan-pergumulan kita kepada puji-pujian kepadaNya. Ketika kita memuji Dia, kita memiliki keberanian yang baru untuk menghadapi apapun, karena kita percaya, Allah pasti selalu menyelesaikannya!

PENYEDIAAN-NYA ADALAH MILIK ORANG PERCAYA

Doa bukanlah untuk meminta apa yang tidak ada menjadi ada. Iblis telah menipu orang-orang bahwa mereka perlu memaksa Allah supaya mereka memperoleh sesuatu, kebenarannya adalah Anda sudah diberikan segalanya, namun sebelum itu termanifestasi ke dalam kehidupan, Anda perlu untuk mengimaninya terlebihi dahulu, Anda perlu tahu bahwa apa yang diperlukan atau dibutuhkan oleh Anda telah ada dan siap untuk dilepaskan bagi Anda. Banyak orang dikecewakan oleh doa-doa mereka karena mereka tidak menyadari penyediaan Allah. Saat Anda berdoa, Anda perlu untuk terlebih dahulu menyadari apa yang sudah Allah sediakan, Anda perlu untuk mengetahui bahwa apa yang mengalir dari Allah merupakan kehendak-Nya. Di dalam Matius 7: 7 - 8 dikatakan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.".

Ayat ini tidak meminta agar Anda berusaha, inilah yang menjadi kesalahpahaman banyak orang tentang doa dan menjadikan doa tidak efektif. Yesus tidak mengatakan agar kita meminta supaya Allah memberi, melainkan kita perlu untuk meminta karena Dia telah memberikan. Seringkali kita tidak melihat apa yang telah disediakan oleh Allah sehingga kita perlu meminta agar Allah membuka mata kita terhadap penyediaanNya. Kita tidak meminta dengan harapan memohon agar Allah beralih dari 'ketidaksediaanNya' menjadi 'bersedia'. Itu bukanlah iman, kita meminta dengan mengetahui bahwa Dia bersedia untuk memberi, adalah kesukaan-Nya untuk menjawab doa-doa kita, itu sama sekali tidak tergantung pada usaha kita dalam mewujudkan doa tersebut. Sama halnya ketika Anda mencari, Anda tidak meraba-raba ke berbagai sudut dengan kemungkinan bahwa Allah akan segera meletakkan sesuatu di dekat Anda. Allah sudah melakukannya! Anda mencari dengan suatu kepastian, bukan kemungkinan, Anda percaya bahwa Allah telah menyediakan dan Anda akan menemukannya. Demikianlah pula Anda juga tidak mengetok pintuNya dengan harapan supaya Allah membuka pintu dan menyambut Anda. Allah tidak sedang duduk di dalam rumah dan membiarkan Anda mengetok di luar dengan usaha yang layak untuk menggerakkan hatiNya sehingga Ia akan membuka pintunya. Ketika Anda datang dan mengetok bahkan dengan sebuah jari yang menghasilkan suara ketukan yang kecil, Ia tetap mendengar dan menyambut Anda dengan sukacita.

Izinkan saya mengatakan sebuah kabar baik untuk Anda, Allah telah mengetahui apa yang Anda perlukan jauh sebelum Anda meminta kepadaNya (Matius 6: 8). Dalam I Korintus 2: 9 dikatakan, "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.". Jauh sebelum Anda menginginkannya, lama sebelum Anda mengetahuinya dan bahkan sebelum Anda memikirkannya, Allah telah menyediakannya. Itu di luar usaha Anda. Ketika Anda memiliki kebutuhan, datanglah kepadaNya melalui doa, nyatakan pujian, sembah dan syukur bagiNya, itulah yang melepaskan berkat penyedianNya untuk mengalir ke dalam kehidupan Anda!

JAWABANNYA SELALU TERSEDIA

Anda mendapatkan apa yang Anda doakan. Tidak setiap orang percaya hal ini, tetapi inilah kebenarannya. Saya merasa heran mengapa orang-orang bertanya 'mengapa Tuhan tidak menjawab doa saya?' jika sebelumnya mereka berdoa dan kemudian berkata, 'semoga Allah akan menjawab doa ini, walaupun...'. Doa adalah suatu kepastian, bahwa Allah yang berjanji adalah Allah yang menepati. Alasan mengapa kita tidak menerima apa yang kita doakan adalah karena kita telah salah berdoa (Yakobus 4: 3). Masalahnya adalah Anda, bukan Allah!

Yesus sendiri telah memberikan kepastian atas doa-doa Anda, "apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Matius 11: 24). Jawaban Allah selalu tersedia atas doa-doa Anda. Anda bukanlah pemrakarsa atas doa-doa tersebut melainkan Allah. Tidak ada doa yang gagal karena Allah tidak pernah gagal. Namun pahamilah bahwa doa juga merupakan komunikasi yang berbentuk dua arah (Allah - Manusia). Kita begitu egois untuk terus berbicara di dalam doa-doa sehingga kita melewatkan bisikkan Allah yang menjawab setiap doa tersebut. Kita terlalu sibuk untuk berusaha mendapatkan jawaban sehingga kita melewatkan penyediaanNya.

Jika Anda tidak menerima apapun setelah berdoa, jangan begitu cepat menyalahkan alat pengirim milik Allah, seringkali itu karena kerusakan pada alat penerima kita. Ketika tayangan TV di rumah Anda rusak, itu tidak selalu karena alat pengirim dari stasiun mengalami gangguan, itu mungkin karena antena di rumah Anda memerlukan perbaikan. Allah tidak memiliki gangguan untuk menjawab doa-doa kita, kitalah yang selalu membiarkan diri terfokus oleh gangguan-gangguan tersebut. Ketika Anda menemui Allah melalui doa-doa Anda, percayalah kepadaNya, berkat penyediaanNya yang terbaik selalu menjadi jawaban yang tersedia bagi Anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar