APA ITU PERTOBATAN?
Saya bertemu dengan orang-orang religius yang begitu bersemangat bagi Kristus, mereka tampak begitu berapi-api untuk mengabarkan Kristus kepada orang-orang. Namun betapa terkejutnya saya ketika saya menemukan bahwa mereka telah mengabarkan berita untuk membawa orang-orang kepada pertobatan dengan cara yang salah. Yesus sendiri bertemu dengan orang-orang agamawi (religius) seperti ini. Mereka tampaknya sedang menyatakan kebenaran, namun pada dasarnya, mereka sedang bermain hakim sendiri.
*'Terimalah Kristus atau Anda akan masuk ke neraka'
*'Anda harus berbalik dari dosa - dosa Anda dan menyesal atau Allah akan menghukum Anda'
Apa yang kita dengar mengenai pertobatan pada masa kini di tiang–tiang lingkungan kekristenan ialah pertobatan yang bukan lagi didasarkan pada Injil melainkan pada sebuah agama. Seperangkat aturan dikeluarkan, tata cara hidup dituturkan dan sakramen dilakukan, memang tidak salah melakukannya, namun hal tersebut bukanlah inti dari pertobatan.
Saya menyukai terjemahan Perjanjian Baru di dalam Bahasa
Yunani, pertobatan disebut sebagai ‘metanoia’
yang berarti ‘perubahan pola pikiran’. Pertobatan dalam Injil bukanlah berfokus
kepada perubahan sikap, tetapi cenderung lebih tepat kepada perubahan pola
pikiran. Paulus menceritakan mengenai pemberitaan Injilnya yang mula-mula
kepada orang – orang Yahudi di Damsyik, Yerusalem, tanah Yudea sampai kepada
bangsa-bangsa lainnya, ia menuturkan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta
melakukan pekerjaan - pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (Kisah Para Rasul 26: 20). Bertobat
bukanlah mengutamakan pekerjaan-pekerjaan, melainkan mengubah pola pikir untuk
berbalik kepada Allah. Ketika kita mengubah pikiran kita untuk berbalik kepada
Allah melalui sudut pandang Injil, kita baru dapat melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan pertobatan. Apakah Anda menangkap maksudnya?
Pertobatan dan pekerjaan–perubahan sikap melalui seperangkat aturan, tata cara kehidupan ataupun sakramen–tidak berjalan pada saat yang bersamaan. Ketika kita bertobat terlebih dahulu–mengubah pola pikiran–maka kita dapat berbalik kepada Allah dan melalui persekutuan inilah, kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan kita. Dengan kata lain, ketika Anda mengubah pola pikiran dan menyesuaikannya dengan Kristus, perubahan sikap akan mengikuti sebagai hasilnya.
Hal ini dituliskan dalam Kolose 1: 21-22 bahwa, “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari
Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari
perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani
Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak
bercacat di hadapan-Nya.”.
Apa yang ada di dalam hati dan pikiran–iman akan tergambarkan melalui
perbuatan atau tindakan Anda. Jika Anda membenahi sudut pandang dari cara Anda
berpikir dan menemukan iman, maka itu akan mengalirkan kuasa dari dalam hati
menuju keluar tindakan Anda. Inti dari pertobatan adalah masalah iman,
bukan masalah tindakan. Anda tidak akan pernah melakukan sesuatu yang tidak
Anda percayai atau tidak sesuai dengan pikiran Anda. Paksaan bukanlah iman.
Anda mungkin dapat melakukan hal-hal yang benar dengan sebuah paksaan, namun
Anda tidak akan mempercayainya karena paksaan.
SERUAN PERTOBATAN YANG BENAR
Jadi, bagaimana kita dapat memberitakan pertobatan secara
benar?
Untuk mengetahuinya, kita harus mengerti apa yang dapat menuntun kehidupan kita kepada sebuah pertobatan. Dalam Roma 2: 4 dikatakan, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”. Dalam pelayanan Firman dan khotbah Kasih Karunia yang saya bagikan, beberapa orang seringkali bertanya, ‘bagaimana Anda akan membawa orang datang kepada Tuhan jika Anda hanya memberitakan hal-hal yang tampak baik saja dari Tuhan? Itu membuat mereka menjadi lembek’. Tunggu sebentar, hanya memberitakan hal yang tampak baik dan meremehkan Tuhan? Apakah ada hal buruk yang harus diberitakan dari Tuhan?
Untuk mengetahuinya, kita harus mengerti apa yang dapat menuntun kehidupan kita kepada sebuah pertobatan. Dalam Roma 2: 4 dikatakan, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”. Dalam pelayanan Firman dan khotbah Kasih Karunia yang saya bagikan, beberapa orang seringkali bertanya, ‘bagaimana Anda akan membawa orang datang kepada Tuhan jika Anda hanya memberitakan hal-hal yang tampak baik saja dari Tuhan? Itu membuat mereka menjadi lembek’. Tunggu sebentar, hanya memberitakan hal yang tampak baik dan meremehkan Tuhan? Apakah ada hal buruk yang harus diberitakan dari Tuhan?
Beberapa orang akan
menjawab, ‘ya, Anda seharusnya memberitakan
penghakiman dan penghukuman kepada mereka supaya mereka bertobat’.
Sahabatku, itu bukanlah sebuah pemberitaan Injil, itu adalah sebuah ancaman.
Pandangan Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa penghakiman dan penghukuman
akan menarik orang-orang kepada pertobatan, sebaliknya pemberitaan mengenai
hati Bapa yang penuh kemurahanlah yang akan menuntun orang-orang kepada
pertobatan.
Mungkin Anda akan menemukan
beberapa perkataan yang keras dari Yesus, namun jika Anda memperhatikan kepada
lawan bicara-Nya, mereka yang selalu menerima teguran keras adalah orang-orang yang munafik, sombong dan keras kepala. Mereka bukanlah orang-orang
yang berdosa, justru mereka adalah orang-orang yang tampak benar, saleh dan penuh
wibawa, namun menyimpan kemunafikan dan memandang rendah terhadap orang lain.
Saya sama sekali tidak percaya bahwa teguran keras terhadap dosa akan
menyadarkan orang-orang yang hidup dengan sengaja di dalam dosa. Mereka telah
mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang penuh dengan lumpur dosa,
mereka bahkan sepenuhnya sadar dengan dosa mereka, namun apa yang dibutuhkan
oleh mereka ialah keyakinan terhadap perkenanan Allah, mereka memerlukan orang
yang bersedia untuk menggandeng tangan mereka dengan penuh kasih dan berbisik
di telinga mereka, ‘Allah masih
mengasihimu’.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada
tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati
pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan
dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem. (Lukas 24: 46 - 47). Di dalam nama Yesus, berita tentang pertobatan
dan pengampunan dosa–bukan penghakiman dan penghukuman–harus disampaikan!
Ini bukanlah sebuah saran, ini adalah perintah. Penyampaian berita Injil
bukanlah untuk menunjuk kepada dosa seseorang dan kemudian mengancamnya untuk
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan untuk menyatakan bahwa dosa Anda telah
diampuni, Anda telah dimerdekakan dan tidak memiliki keterikatan dengan dosa
lagi.
Allah memandang orang-orang berdosa dengan begitu
berharga, Dia mengasihi mereka dan lebih rindu untuk menyatakan kedua
tangan-Nya yang siap untuk terbuka dan penantian-Nya yang penuh kasih bagi
setiap dari mereka daripada menghakimi dan menghukumnya. Alasan yang penuh
gairah inilah yang perlu untuk kita beritakan, “Aku berkata kepadamu: Demikian juga
akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang
bertobat." (Lukas 15: 10).
Daripada menyerukan neraka untuk menakut-nakuti orang dan membuat mereka semakin menjauhi Allah, saya memilih untuk
menggunakan perkataan dari Yohanes Pembaptis yang menyerukan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3: 2). Menyerukan keadaan sorga, dimana orang yang lemah
dikuatkan, orang miskin diperkaya, orang sakit disembuhkan, orang yang berbeban
berat dilepaskan, yang merasa tertolak dapat diterima dan yang terutama, orang
berdosa tidak ada lagi, yang ada hanyalah mereka yang masuk sebagai orang-orang benar, yang percaya bahwa dosa mereka telah diampuni dan rahmat kasih
karunia tercurah.
MASIH ADA KESEMPATAN
Ketika orang - orang agamawi membawa perempuan berzinah itu ke hadapan Yesus, Ia dengan tenang namun radikal berkata, ""Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.". Yesus memandang kepada mereka yang berpikir bahwa mereka lebih baik dari yang lain–berbuat lebih sedikit dosa dan berbuat lebih banyak kebenaran. Pada dasarnya, Ia sedang menyatakan bahwa setiap orang tanpa terkecuali tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, kita memerlukan Juruselamat yang sempurna. Perhatikan bahwa ketika Yesus mengeluarkan pernyataan radikal ini, seorang demi seorang mulai meninggalkan Yesus dan perempuan ini. Inilah kebenarannya, mencermati pernyataan ini kita menemukan satu hal yang luar biasa: 'orang-orang agamawi itu ingin menghukum perempuan ini, namun mereka tidak dapat melakukannya. Sebaliknya Yesus dapat saja menghukum perempuan ini karena Dialah satu-satunya Pribadi yang tidak berdosa, namun Ia tidak menginginkan hal tersebut'. Sungguh suatu tindakan yang luar biasa!
Sebelum berpisah, Yesus memandang kepada perempuan ini dan berkata, "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.". Hari ini, orang-orang telah melakukan hal yang berlawanan dari apa yang Yesus lakukan. Mereka mengatakan kepada orang-orang untuk pergi bertobat dan jangan berbuat dosa terlebih dahulu, baru kemudian datang menghampiri Tuhan untuk menerima pengampunan. Tidak, Yesus tidak melakukan hal itu! Dia justru melepaskan pengampunan terlebih dahulu, baru kemudian membiarkan perempuan ini pergi, bukan sebaliknya.
Nah, apakah hal ini membuat perempuan ini merasa bebas dan kembali untuk hidup dengan dosa lama yang sesungguhnya telah dilepaskan darinya?
Saya percaya bahwa itu tidak mungkin. Kemurahan hati Allah mengubah kehidupan perempuan ini, ia diampuni untuk menjalani kehidupan yang baru, benar dan kudus. Perempuan ini tidak melihat dirinya yang lama kemudian berlari untuk mencari mangsa lainnya dan melakukan perzinahan kembali. Perempuan ini menyadari pengampunan yang sudah diterima dan kekudusan yang melekat kepadanya, ini memberikan ia kuasa untuk menjalani kehidupan yang benar-benar baru bersama dengan Allah!
Sahabatku,
Allah kita adalah Allah yang sanggup untuk membuka kesempatan baru di depan untuk membawa kita keluar dari kegelapan. Dia bukan hanya sanggup, namun juga bersedia untuk melakukannya bagi Anda. Saya berdoa supaya Anda dapat mengalami pertobatan yang benar dan menyatakan kebenaran ini kepada orang-orang sehingga mereka tidak memandang Allah dengan cara yang salah. Allah kita rindu supaya kita melepaskan beban-beban agamawi yang menipu, Dia tidak membutuhkan seperangkat aturan, tata cara ataupun sakramen apapun untuk menunjukkan pertobatan Anda, Anda tidak dapat melakukan apapun yang cukup untuk berkenan dan diterima oleh-Nya, oleh karena itu, Ia terlebih dahulu menyatakan kebenaran yang membebaskan Anda dari belenggu dosa supaya Anda dapat mempercayai-Nya dan hidup di dalam kuasa yang akan menuntun Anda untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan tersebut!
Sebelum berpisah, Yesus memandang kepada perempuan ini dan berkata, "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.". Hari ini, orang-orang telah melakukan hal yang berlawanan dari apa yang Yesus lakukan. Mereka mengatakan kepada orang-orang untuk pergi bertobat dan jangan berbuat dosa terlebih dahulu, baru kemudian datang menghampiri Tuhan untuk menerima pengampunan. Tidak, Yesus tidak melakukan hal itu! Dia justru melepaskan pengampunan terlebih dahulu, baru kemudian membiarkan perempuan ini pergi, bukan sebaliknya.
Nah, apakah hal ini membuat perempuan ini merasa bebas dan kembali untuk hidup dengan dosa lama yang sesungguhnya telah dilepaskan darinya?
Saya percaya bahwa itu tidak mungkin. Kemurahan hati Allah mengubah kehidupan perempuan ini, ia diampuni untuk menjalani kehidupan yang baru, benar dan kudus. Perempuan ini tidak melihat dirinya yang lama kemudian berlari untuk mencari mangsa lainnya dan melakukan perzinahan kembali. Perempuan ini menyadari pengampunan yang sudah diterima dan kekudusan yang melekat kepadanya, ini memberikan ia kuasa untuk menjalani kehidupan yang benar-benar baru bersama dengan Allah!
Allah kita adalah Allah yang sanggup untuk membuka kesempatan baru di depan untuk membawa kita keluar dari kegelapan. Dia bukan hanya sanggup, namun juga bersedia untuk melakukannya bagi Anda. Saya berdoa supaya Anda dapat mengalami pertobatan yang benar dan menyatakan kebenaran ini kepada orang-orang sehingga mereka tidak memandang Allah dengan cara yang salah. Allah kita rindu supaya kita melepaskan beban-beban agamawi yang menipu, Dia tidak membutuhkan seperangkat aturan, tata cara ataupun sakramen apapun untuk menunjukkan pertobatan Anda, Anda tidak dapat melakukan apapun yang cukup untuk berkenan dan diterima oleh-Nya, oleh karena itu, Ia terlebih dahulu menyatakan kebenaran yang membebaskan Anda dari belenggu dosa supaya Anda dapat mempercayai-Nya dan hidup di dalam kuasa yang akan menuntun Anda untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan tersebut!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar