KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 10 April 2013

Taurat vs Kasih Karunia



Setiap agama berusaha untuk tampil memberikan sikap - sikap terbaik yang dapat mereka lakukan untuk Tuhan, mereka mengeluarkan seluruh kemampuan mereka untuk mencapai standar yang mereka kira ditetapkan oleh Allah. Menyedihkannya, banyak orang Kristen melakukan hal yang sama dengan menaruh sebuah standar dan berusaha untuk mencapainya, kehidupan kekristenan telah dipenuhi dengan aturan-aturan yang menjadikannya sebagai salah satu di antara banyak agama. Manusia menganggap kasih karunia Kristus tidak cukup dan terlalu sederhana sehingga mereka berpikir untuk melakukan banyak hal bagi Allah dengan mengabaikan kasih karuniaNya.



HUKUM TAURAT SEBAGAI SEBUAH TUJUAN

Salah satu ciri - ciri sebuah keagamaan ialah dipenuhi dengan aturan-aturan. Seringkali saya menemukan bahwa gereja saat ini tidak lagi membangun hubungan dengan Allah melainkan menetapkan serangkaian peraturan hidup yang perlu dijalani oleh manusia. Pedoman terbesar tersebut ialah Hukum Taurat. Dengan bahasa yang berbeda, isi dari hukum taurat sama sekali tidak berbeda dengan agama apapun, semuanya berputar pada sikap apa yang baik dan apa yang buruk. Pemikiran bahwa hukum taurat menjadi sesuatu yang harus dijalankan oleh setiap orang Kristen sama sekali bertentangan dengan Injil. 


Marilah kita melihat apa yang terjadi ketika hukum taurat menjadi sebuah tujuan dari kekristenan. Roma 3: 19 menuliskan kepada kita "Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.". Perlu dimengerti bahwa tujuan utama dari setiap hukum di dalam pemikiran duniawi ialah untuk membatasi dosa (kejahatan), tetapi Firman Tuhan mengajarkan kita sebuah pemahaman yang berlawanan. Dikatakan bahwa hukum membuat kita jatuh ke bawah penghukuman Allah. Hal ini kemudian diteguhkan oleh ayat selanjutnya dalam Roma 3: 20 bahwa "Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.". Saya berikan sebuah ilustrasi yang sering dipakai oleh para pengkhotbah Allah yang sejati.


Diibaratkan bahwa Anda dan teman - teman Anda tengah menelusuri sebuah teman yang dipenuhi oleh 10 bangunan rumah kaca. Anda dan teman-teman Anda berjalan dari blok 1-9 tanpa memikirkan apapun selain memandangi apa yang ada di dalam rumah kaca tersebut. Tapi apa yang terjadi saat Anda dan teman-teman Anda menemukan tulisan 'dilarang melempari kaca dengan batu' pada bangunan rumah kaca yang ke-10?
Sebuah dorongan untuk melanggar larangan tersebut mulai muncul, kemudian Anda dan teman - teman Anda mulai mencari sesuatu yang tampak keras untuk memecahkan kaca tersebut atau setidaknya Anda terdorong sesaat memikirkan untuk melakukan hal tersebut.

Itulah tujuan dari setiap hukum di dalam agama-agama. Roma 7: 9-10 berkata "Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.". Pemikiran bahwa orang akan hidup sesuka hati tanpa hukum sama sekali tidaklah benar. Sebaliknya ketika sebuah hukum diberikan, orang-orang mulai mengenal dan terdorong untuk mengenal larangan-larangan tersebut. Ketika hukum taurat menjadi sebuah tujuan, kita terdorong untuk melanggarnya dan hidup di dalam dosa.


FAKTA YANG TERABAIKAN


Menariknya ialah banyak orang Kristen telah bersusah payah mematuhi hukum taurat tanpa mengenal sistem kerja dari hukum tersebut. Saya tahu bahwa Anda bermaksud baik untuk mematuhi hukum taurat, tetapi perlu dimengerti bahwa bukanlah kehendak Allah bagi Anda untuk hidup selaras dengan hukum taurat, itu sama sekali bukanlah kekristenan melainkan hanya sebuah keagamaan saja. Dasar kekristenan ialah iman (Ibrani 11: 1 yang berbunyi, "
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.") dan hukum taurat sama sekali bukanlah iman sebagaimana yang dituliskan dalam Galatia 3: 12 yakni, "Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.". Pertanyaannya, jika Anda hidup di bawah taurat, apakah Anda mengerti sistem kerja yang dirancangkan oleh Allah di dalam hukum tersebut?


Dalam Yakobus 2: 10, kita diberitahukan bahwa "Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.". Jika Anda berusaha untuk menaati semua isi hukum taurat, tetapi melanggar satu saja dari hukum tersebut, Anda telah melanggar semuanya, sanggupkah Anda melakukannya?


Tentu saja tidak mungkin karena kita semua pernah melanggarnya. Saya percaya bahwa tidak mungkin untuk mengikuti standar yang ditetapkan oleh Allah. Ketika kekristenan hanya didasarkan pada pandangan 'apa yang baik dan apa yang salah', kita sedang dituntun untuk gagal.

Sahabatku,

Janganlah kita mengabaikan kebenaran ini. Saya mengerti bahwa Anda bermaksud baik untuk tampak melakukan sesuatu bagi Allah, tapi saya harus mengatakan bahwa hal itu adalah upaya yang sia-sia. Allah sama sekali tidak ingin menilai Anda berdasarkan hukum taurat karena jika Dia melakukannya, Anda tidak akan pernah memiliki sebuah hubungan denganNya. Tanpa disadari, ada banyak kehidupan Kristen yang begitu menyedihkan karena mereka membatasi keintiman mereka dengan Allah berdasarkan taurat. Ya, hukum taurat itu kudus dan benar, tetapi tidak memiliki kuasa untuk menguduskan dan membenarkan siapapun.

Tapi bukankah kita harus untuk berbuat baik?

Firman Tuhan mengajarkan bahwa kesalehan dari perbuatan baik kita ialah seperti kain yang kotor (Yesaya 64: 6), tidak ada sesuatupun yang dapat Anda bersihkan dengan sebuah kain kotor, demikian juga kebaikan Anda tidak dapat menutupi dosa-dosa Anda.

PENUNTUN SEMENTARA UNTUK SEBUAH BATASAN WAKTU


Hukum Taurat memiliki batasan waktu dan sebagai orang Kristen, kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang melewati batas waktu menjadi tidak berlaku, hal demikian terjadi pada hukum taurat. Galatia 3: 24 berkata kepada kita bahwa, "Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.". Penting bahwa saya tidak sedang menyepelekan hukum taurat, melainkan sangat menghormatinya. Justru sebaliknya orang-orang yang berpikir bahwa mereka harus melakukan hukum taurat untuk Tuhanlah yang sedang menyepelekan taurat, mereka berpikir bahwa mereka sanggup untuk memenuhi tuntutan taurat yang sama sekali hanya akan menunjukkan kegagalan-kegagalan mereka. Itulah sebabnya Yesus menjadi sebuah perantara bagi kita supaya kita dibenarkan hanya karena iman dan bukan hukum taurat.


Kesalahpahaman terbesar terjadi dalam penafsiran terhadap Matius 5: 17 yakni, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.". Banyak orang mengartikannya bahwa apabila Yesus menggenapinya, maka kita harus melakukan hal yang sama (dengan kata lain, juga berusaha memenuhi taurat). Ini bukanlah apa yang Yesus katakan. Kebenarannya jika ada sesuatu yang telah digenapi, maka itu seharusnya dinyatakan selesai. Yesus menggenapinya dengan sempurna karena tidak ada seorangpun yang mampu untuk menggenapi taurat tersebut dan ketika Dia menggenapinya, Dia menyatakan selesai sehingga kita tidak perlu lagi hidup di bawah hukum taurat. Oleh sebab itulah Galatia 3: 13 berkata, "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!". Yesus menebus kita dari taurat supaya kita dibebaskan dari segala kutuk. Batasan untuk hukum taurat telah diselesaikanNya, kini saatnya bagi kita untuk keluar dari hukum taurat menuju kepada kasih karuniaNya.


JALAN KASIH KARUNIA


Saya percaya bahwa Allah turut berperan dalam mengubahkan banyak hal yang tampak buruk menjadi sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Hal ini dikerjakanNya juga melalui hukum taurat untuk membawa manusia sampai kepada keterbatasan dan ketidakmampuan mereka hingga mereka mau berserah kepada Tuhan dan mengakui ketidakmampuannya dalam mengerjakan taurat. Dalam Roma 5: 2 dikatakan, "Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.". Kunci dan dasar dari kekristenan (satu - satunya hal yang membedakannya dengan semua agama) ialah bahwa pembenaran kita hanya berdasarkan iman dan bukan ketaatan kita melakukan hukum taurat (perbuatan).


Ketika orang-orang berusaha untuk melakukan banyak hal bagi Allah, kita hanya akan bermegah di dalam kasih karuniaNya dengan mengetahui bahwa Allah memandang kita berdasarkan kasih karunia yang sepenuhnya tercurah di atas kayu salib Kristus. Firman Tuhan tidak pernah menyebutkan bahwa Anda bisa dibenarkan di hadapan Allah karena hukum taurat ataupun perbuatan–perbuatan Anda yang sangat saleh. Tidak, “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3: 24). Dan diteguhkan kembali di dalam Efesus 2: 8-9 bahwa “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”. Kekristenan bukanlah apa-apa tanpa kasih karunia, Anda bisa melakukan banyak hal untuk Allah dan pada akhirnya menemukan bahwa semuanya itu sia-sia.


PERBANDINGAN ANTARA HUKUM TAURAT DAN KASIH KARUNIA



Hukum taurat yang pada mulanya disalahpahami dapat membatasi dosa, tetapi justru menjerumuskan Anda ke dalam dosa dan sebaliknya kasih karunia yang pada mulanya disalahpahami dapat mengizinkan Anda untuk melakukan dosa, tetapi justru menyembunyikan Anda dari dosa. Dikatakan di dalam Roma 5: 20–21 bahwa “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”. Tuhan sendiri telah menyiapkan kasih karunia dibalik pemberian hukum tauratNya, Dia tahu bahwa tidak mungkin akan ada seorangpun yang dapat diselamatkan ataupun bertahan dengan hukum taurat. Jika Anda bersikeras untuk hidup berdasarkan hukum taurat maka Anda lepas dari Kristus ketika Anda mengharapkan adanya pembenaran oleh hukum taurat (Galatia 5: 4).


Sahabatku, kita memerlukan kasih karuniaNya, kita perlu menyadari bahwa meskipun hukum taurat itu kudus dan suci, namun tidak dapat menguduskan dan menyucikan kita. Hanya Pribadi dari kasih karunia sajalah, Yesus Kristus yang dapat menguduskan dan menyucikan kita. Kita tidak bisa berusaha untuk hidup kudus, bagian kita ialah menerima kekudusan dari Yesus (bukan dengan menaati hukum Taurat) dan ketika kasih karuniaNya mengalir ke dalam kehidupan kita, kita memperoleh kuasa untuk menjalani kehidupan yang bahkan jauh lebih kudus daripada orang yang mengejar kekudusan itu dengan kekuatannya sendiri. Roma 6: 14 menjelaskan “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.”. Dosa tidak bisa ditahan dengan mematuhi taurat atau mengusahakan perbuatan Anda lebih lagi, melainkan dengan hidup dibawah kasih karunia Yesus Kristus. Sungguh Firman Tuhan menunjukkan perbandingan yang sangat jelas. Ketika kita mulai memercayai kasih karuniaNya, kita semakin memiliki keintiman dengan Allah sebagaimana tertulis dalam Yohanes 1: 16 yakni "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.".

TINGGAL DI DALAM KASIH KARUNIA

Saya berdoa supaya Anda memahami penjelasan saya yang singkat ini. Kita tidak dapat melakukan apapun bagi Allah melalui hukum taurat. Firman Tuhan berkata, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17: 5). Hukum taurat berbicara tentang segala sesuatu yang kita perlu lakukan dan terbukti tidak ada hal apapun yang dapat kita lakukan, sadarilah bahwa kita gagal dan membutuhkan seorang Juruselamat yang akan menggenapi seluruh hukum itu dengan sempurna sehingga kita dapat terbebas dari hukum tersebut.


Dalam Roma 5: 2 dikatakan "Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah." serta Ibrani 4: 16 bahwa "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.". Yesus tidak membuka jalan bagi siapapun melalui hukum taurat, sebaliknya, Dia membuka bagi kita semua jalan melalui kasih karuniaNya. Inilah sebuah kebenaran yang perlu kita terima dalam kekristenan kita, bukan karena hukum taurat melainkan hanya oleh kasih karuniaNya, kita sepenuhnya layak menghampiri takhta kasih karuniaNya untuk menerima rahmat dan menemukan pertolonganNya tepat pada waktuNya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar