KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 24 Desember 2014

Natal, Sebuah Berita Bagi Dunia!



Saya berpikir untuk memulainya dari sebuah puisi yang saya tulis untuk dibacakan pada acara perayaan natal di kampus,


Malam yang gelap itu seperti malam-malam yang biasa,
Ketika kebutaan dunia hanya disinari oleh bintang-bintang di langit.
Tapi setelah ribuan tahun yang berlalu sejak malam itu,
kita menyambutnya dengan cahaya kecil dari sekumpulan lilin.

Malam itu hanyalah suatu malam yang akan berlalu bagi orang-orang,
Namun sejarah akan mengingatnya.
Karena di balik kota kecil Bethlehem,
Sang Juruselamat telah turun ke dunia dalam keheningan.

Tidak ada pesta yang membangunkan dunia,
Bahkan saat para malaikat menyanyikan suara kedamaian,
Hanya gembala-gembala kecil saja yang mendengarkannya.
Bahkan saat langit memberikan tanda pengharapan,
Hanya orang majus saja yang bergerak dalam kesunyian.

Dimana engkau akan menemukan Si Penebus dunia?
Di dalam istana megah? 
Para gembala menggelengkan kepala.
Di dalam rumah mewah? 
Orang majus pun menyatakan tidak.
Karena jawabannya akan membuat dunia terheran dalam ketidakpercayaan.

Di balik palungan,
Mesias menunjukkan bahwa Dia datang bukan karena kelayakan manusia.
Sebab Allah telah menunjukkan kerelaanNya,
Melalui persembahan emas, kemenyan dan mur di hadapan-Nya.

Karena kasih, Dia menyerahkan hidupNya.
Karena kasih, Dia mengulurkan anugerahNya.
Karena kasih, Dia datang kepada kita.


Ketika saya menuliskannya, terlintas sejenak bahwa puisi tersebut lebih tampak seperti suatu penuturan sejarah dibandingkan dengan tumpahan perasaan yang penuh kebebasan bercampur dengan harmonisasi kreatif. Melalui pengalaman selama bertahun-tahun saat mengarang puisi sendiri, rasanya sangat ganjil ketika inspirasi yang terlintas hanya tampak bagaikan 'orang tua yang membacakan kisah untuk anak-anaknya'. Namun karena merasa enggan untuk melakukan rekronstruksi yang baru terhadap tulisan yang telah ada, saya membiarkan selembar catatan kertas tersebut tetap menjadi pegangan yang akan dibaca di kampus.

Sembari merenungkan kembali makna natal, saya selalu memulai dari kebenaran yang sudah didapatkan sebelum beranjak kepada pesan-pesan yang disingkapkan semakin matang. Tatkala menggali kembali kepada inti dasar dari natal yang selama ini mungkin terlewatkan, saya diingatkan bahwa natal memang seharusnya dirayakan dengan penuturan sejarah atau pembacaan berita yang perlu untuk diproklamasikan setiap tahun. Mengapa bukan dengan cara yang lebih menarik? Tidakkah orang-orang akan bosan jika tradisi tersebut hanya diulang dari tahun lepas tahun? Tentu saja, saya kira Tuhan tidak menentang kekreatifan tentang cara kita merayakannya, tetapi mungkin apabila pesan sejarah yang melahirkan 'perjumpaan besar' di hari natal tersebut terlupakan atau tersisihkan, apakah natal masih layak untuk disebut sebagai natal?

Menelusuri kembali kepada kisah yang dituliskan secara apa adanya di Alkitab, 'kelahiran Yesus'–dibaca 'natal' sejak awal sudah dimulai dengan pemberitahuan yang lebih menonjolkan sisi gaya bahasa ala membaca berita. Sang malaikat diutus kepada beberapa orang seperti si pembawa pesan kerajaan yang memegang gulungan pengumuman untuk dibacakan kepada orang-orang penting yang ditujukan,
  1. Berita kepada Maria, Sang Bunda, tentang kelahiran Sang Penebus
    "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 
    Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 
    dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
    (Lukas 1: 30-33)
  2. Berita kepada Yusuf, tentang keputusan yang benar
    "
    Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 
    (Matius 1: 20-21)
  3. Berita kepada orang-orang majus melalui bintang di langit Timur dan peringatan untuk tidak menemui Raja Herodes kembali
    * "
    Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." 
    (Matius 2: 2)
    * "
    Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. "
    (Matius 2: 12)
  4. Berita kepada para gembala di padang sebagai bentuk kehormatan untuk berjumpa dengan Sang Bayi Juruselamat dunia
    "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 
    Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." 
    (
    Lukas 2: 10-12)
Natal secara sederhana hanyalah sebuah berita yang disampaikan dan orang-orang yang menerimanya, merayakan Dia yang lahir ke dalam dunia. Tidak masalah tentang 'bagaimana' merayakannya atau 'kapan' waktu yang tepat untuk merayakannya, tetapi yang terpenting ialah 'siapa' yang dirayakan.

Seperti sebuah lagu yang sering dikumandangkan, 'malam kudus, sunyi senyap, dunia terlelap.' Malam itu, Allah secara diam-diam menjelma di antara kita. Ketika Ia datang, tidak banyak yang mengetahuinya. Allah yang tak terbatas membiarkan Diri-Nya terjebak di dalam darah dan daging. Atau seperti yang dituliskan oleh Yohanes sebagai sebuah pembuka yang mengharukan hati,


"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."
(Yohanes 1: 1 & 14)

Kisah natal merupakan berita umum, setidaknya itu yang dikatakan oleh orang-orang. Tetapi nyatanya, dunia belum mengetahuinya. Orang-orang belum menyadari tentang Allah yang pernah berdiam di antara manusia. 'Tidak mungkin', pekik nada ketidakpercayaan. Mengapa Allah repot-repot menjadi 'yang tak berdaya, lemah dan terbatas' seperti kita?

Bukan sebagai ilah yang menunjukkan aksi spektakuler-Nya, melainkan Bayi yang tak mampu melakukan apapun. Bukan sebagai pahlawan yang merebut kemenangan, melainkan Sahabat yang menebus kebinasaan ganti kemenangan kekal. Allah mengambil resiko tersebut, hanya untuk menunjukkan bahwa Dia ingin lebih mengerti dan memahami kita daripada mempertunjukkan kuasa yang menakjubkan.

Ah, saya mengira bahwa saya memiliki pesan untuk diberitakan sekarang. Pesan yang masih segar walaupun telah berlalu selama lebih dari 2000 tahun yang lampau. Berita yang tidak pernah basi yang diperlukan oleh orang-orang. Berita yang pernah dinyanyikan dari sorga untuk orang-orang di dunia:

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
(Lukas 2: 14)

Mungkin juga, pesan tersebut adalah untuk Anda pada saat natal sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar