KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 10 Agustus 2013

Satu Kesempatan Menuju Pertobatan

Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu? " Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yohanes 8: 2 - 11).



APA ITU PERTOBATAN?


Saya bertemu dengan orang-orang religius yang begitu bersemangat bagi Kristus, mereka tampak begitu berapi-api untuk mengabarkan Kristus kepada orang-orang. Namun betapa terkejutnya saya ketika saya menemukan bahwa mereka telah mengabarkan berita untuk membawa orang-orang kepada pertobatan dengan cara yang salah. Yesus sendiri bertemu dengan orang-orang agamawi (religius) seperti ini. Mereka tampaknya sedang menyatakan kebenaran, namun pada dasarnya, mereka sedang bermain hakim sendiri.


*'Terimalah Kristus atau Anda akan masuk ke neraka'
*'Anda harus berbalik dari dosa - dosa Anda dan menyesal atau Allah akan menghukum Anda'

Apa yang kita dengar mengenai pertobatan pada masa kini di tiang–tiang lingkungan kekristenan ialah pertobatan yang bukan lagi didasarkan pada Injil melainkan pada sebuah agama. Seperangkat aturan dikeluarkan, tata cara hidup dituturkan dan sakramen dilakukan, memang tidak salah melakukannya, namun hal tersebut bukanlah inti dari pertobatan.



Saya menyukai terjemahan Perjanjian Baru di dalam Bahasa Yunani, pertobatan disebut sebagai ‘metanoia’ yang berarti ‘perubahan pola pikiran’. Pertobatan dalam Injil bukanlah berfokus kepada perubahan sikap, tetapi cenderung lebih tepat kepada perubahan pola pikiran. Paulus menceritakan mengenai pemberitaan Injilnya yang mula-mula kepada orang – orang Yahudi di Damsyik, Yerusalem, tanah Yudea sampai kepada bangsa-bangsa lainnya, ia menuturkan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan - pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (Kisah Para Rasul 26: 20). Bertobat bukanlah mengutamakan pekerjaan-pekerjaan, melainkan mengubah pola pikir untuk berbalik kepada Allah. Ketika kita mengubah pikiran kita untuk berbalik kepada Allah melalui sudut pandang Injil, kita baru dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan. Apakah Anda menangkap maksudnya? 

Pertobatan dan pekerjaan
perubahan sikap melalui seperangkat aturan, tata cara kehidupan ataupun sakramentidak berjalan pada saat yang bersamaan. Ketika kita bertobat terlebih dahulumengubah pola pikiranmaka kita dapat berbalik kepada Allah dan melalui persekutuan inilah, kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan kita. Dengan kata lain, ketika Anda mengubah pola pikiran dan menyesuaikannya dengan Kristus, perubahan sikap akan mengikuti sebagai hasilnya.


Hal ini dituliskan dalam Kolose 1: 21-22 bahwa, Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.”. Apa yang ada di dalam hati dan pikiraniman akan tergambarkan melalui perbuatan atau tindakan Anda. Jika Anda membenahi sudut pandang dari cara Anda berpikir dan menemukan iman, maka itu akan mengalirkan kuasa dari dalam hati menuju keluar tindakan Anda. Inti dari pertobatan adalah masalah iman, bukan masalah tindakan. Anda tidak akan pernah melakukan sesuatu yang tidak Anda percayai atau tidak sesuai dengan pikiran Anda. Paksaan bukanlah iman. Anda mungkin dapat melakukan hal-hal yang benar dengan sebuah paksaan, namun Anda tidak akan mempercayainya karena paksaan.

SERUAN PERTOBATAN YANG BENAR

Jadi, bagaimana kita dapat memberitakan pertobatan secara benar?


Untuk mengetahuinya, kita harus mengerti apa yang dapat menuntun kehidupan kita kepada sebuah pertobatan. Dalam Roma 2: 4 dikatakan, Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”. Dalam pelayanan Firman dan khotbah Kasih Karunia yang saya bagikan, beberapa orang seringkali bertanya, ‘bagaimana Anda akan membawa orang datang kepada Tuhan jika Anda hanya memberitakan hal-hal yang tampak baik saja dari Tuhan? Itu membuat mereka menjadi lembek’. Tunggu sebentar, hanya memberitakan hal yang tampak baik dan meremehkan Tuhan? Apakah ada hal buruk yang harus diberitakan dari Tuhan?

Beberapa orang akan menjawab, ‘ya, Anda seharusnya memberitakan penghakiman dan penghukuman kepada mereka supaya mereka bertobat’

Sahabatku, itu bukanlah sebuah pemberitaan Injil, itu adalah sebuah ancaman. Pandangan Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa penghakiman dan penghukuman akan menarik orang-orang kepada pertobatan, sebaliknya pemberitaan mengenai hati Bapa yang penuh kemurahanlah yang akan menuntun orang-orang kepada pertobatan.

Mungkin Anda akan menemukan beberapa perkataan yang keras dari Yesus, namun jika Anda memperhatikan kepada lawan bicara-Nya, mereka yang selalu menerima teguran keras adalah orang-orang yang munafik, sombong dan keras kepala. Mereka bukanlah orang-orang yang berdosa, justru mereka adalah orang-orang yang tampak benar, saleh dan penuh wibawa, namun menyimpan kemunafikan dan memandang rendah terhadap orang lain. Saya sama sekali tidak percaya bahwa teguran keras terhadap dosa akan menyadarkan orang-orang yang hidup dengan sengaja di dalam dosa. Mereka telah mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang yang penuh dengan lumpur dosa, mereka bahkan sepenuhnya sadar dengan dosa mereka, namun apa yang dibutuhkan oleh mereka ialah keyakinan terhadap perkenanan Allah, mereka memerlukan orang yang bersedia untuk menggandeng tangan mereka dengan penuh kasih dan berbisik di telinga mereka, ‘Allah masih mengasihimu’.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. (Lukas 24: 46 - 47). Di dalam nama Yesus, berita tentang pertobatan dan pengampunan dosabukan penghakiman dan penghukumanharus disampaikan! Ini bukanlah sebuah saran, ini adalah perintah. Penyampaian berita Injil bukanlah untuk menunjuk kepada dosa seseorang dan kemudian mengancamnya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan untuk menyatakan bahwa dosa Anda telah diampuni, Anda telah dimerdekakan dan tidak memiliki keterikatan dengan dosa lagi.

Allah memandang orang-orang berdosa dengan begitu berharga, Dia mengasihi mereka dan lebih rindu untuk menyatakan kedua tangan-Nya yang siap untuk terbuka dan penantian-Nya yang penuh kasih bagi setiap dari mereka daripada menghakimi dan menghukumnya. Alasan yang penuh gairah inilah yang perlu untuk kita beritakan, Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." (Lukas 15: 10).

Daripada menyerukan neraka untuk menakut-nakuti orang dan membuat mereka semakin menjauhi Allah, saya memilih untuk menggunakan perkataan dari Yohanes Pembaptis yang menyerukan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Matius 3: 2). Menyerukan keadaan sorga, dimana orang yang lemah dikuatkan, orang miskin diperkaya, orang sakit disembuhkan, orang yang berbeban berat dilepaskan, yang merasa tertolak dapat diterima dan yang terutama, orang berdosa tidak ada lagi, yang ada hanyalah mereka yang masuk sebagai orang-orang benar, yang percaya bahwa dosa mereka telah diampuni dan rahmat kasih karunia tercurah.

MASIH ADA KESEMPATAN

Ketika orang - orang agamawi membawa perempuan berzinah itu ke hadapan Yesus, Ia dengan tenang namun radikal berkata, ""Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.". Yesus memandang kepada mereka yang berpikir bahwa mereka lebih baik dari yang lainberbuat lebih sedikit dosa dan berbuat lebih banyak kebenaran. Pada dasarnya, Ia sedang menyatakan bahwa setiap orang tanpa terkecuali tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, kita memerlukan Juruselamat yang sempurna. Perhatikan bahwa ketika Yesus mengeluarkan pernyataan radikal ini, seorang demi seorang mulai meninggalkan Yesus dan perempuan ini. Inilah kebenarannya, mencermati pernyataan ini kita menemukan satu hal yang luar biasa: 'orang-orang agamawi itu ingin menghukum perempuan ini, namun mereka tidak dapat melakukannya. Sebaliknya Yesus dapat saja menghukum perempuan ini karena Dialah satu-satunya Pribadi yang tidak berdosa, namun Ia tidak menginginkan hal tersebut'. Sungguh suatu tindakan yang luar biasa!

Sebelum berpisah, Yesus memandang kepada perempuan ini dan berkata, "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.". Hari ini, orang-orang telah melakukan hal yang berlawanan dari apa yang Yesus lakukan. Mereka mengatakan kepada orang-orang untuk pergi bertobat dan jangan berbuat dosa terlebih dahulu, baru kemudian datang menghampiri Tuhan untuk menerima pengampunan. Tidak, Yesus tidak melakukan hal itu! Dia justru melepaskan pengampunan terlebih dahulu, baru kemudian membiarkan perempuan ini pergi, bukan sebaliknya.


Nah, apakah hal ini membuat perempuan ini merasa bebas dan kembali untuk hidup dengan dosa lama yang sesungguhnya telah dilepaskan darinya?


Saya percaya bahwa itu tidak mungkin. Kemurahan hati Allah mengubah kehidupan perempuan ini, ia diampuni untuk menjalani kehidupan yang baru, benar dan kudus. Perempuan ini tidak melihat dirinya yang lama kemudian berlari untuk mencari mangsa lainnya dan melakukan perzinahan kembali. Perempuan ini menyadari pengampunan yang sudah diterima dan kekudusan yang melekat kepadanya, ini memberikan ia kuasa untuk menjalani kehidupan yang benar-benar baru bersama dengan Allah!



Sahabatku,
Allah kita adalah Allah yang sanggup untuk membuka kesempatan baru di depan untuk membawa kita keluar dari kegelapan. Dia bukan hanya sanggup, namun juga bersedia untuk melakukannya bagi Anda. Saya berdoa supaya Anda dapat mengalami pertobatan yang benar dan menyatakan kebenaran ini kepada orang-orang sehingga mereka tidak memandang Allah dengan cara yang salah. Allah kita rindu supaya kita melepaskan beban-beban agamawi yang menipu, Dia tidak membutuhkan seperangkat aturan, tata cara ataupun sakramen apapun untuk menunjukkan pertobatan Anda, Anda tidak dapat melakukan apapun yang cukup untuk berkenan dan diterima oleh-Nya, oleh karena itu, Ia terlebih dahulu menyatakan kebenaran yang membebaskan Anda dari belenggu dosa supaya Anda dapat mempercayai-Nya dan hidup di dalam kuasa yang akan menuntun Anda untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan tersebut!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar