'Yesus + Nihil = Segalanya' merupakan suatu persamaan yang sangat sederhana namun mendalam. Apakah kita sungguh-sungguh memahami apa yang telah dilakukan oleh Yesus bagi kita? Bagaimana hal tersebut mempengaruhi hidup kita? Saat Yesus berkata 'sudah selesai'–'tetelestai', apakah Ia benar-benar menyelesaikan segala sesuatunya atau hanya sebagian bagi kita–sehingga kita perlu untuk menyempurnakan sebagian lagi dari pekerjaan-Nya? Bagaimana dengan pandangan yang berkata 'kerjakan bagianmu dan Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya', benarkah hal tersebut merupakan injil? Atau apakah Yesus saja sudah cukup, perlukah kita sedikit menambahkan atau mengurangi sesuatu dari Dia? Entah bagaimana, apapun yang berusaha kita tambahkan kepada Yesus merupakan tindakan yang mengurangi kesempurnaan dari karya-Nya bagi kita.
KATAGORI RENUNGAN
- Buku (11)
- Jurnal Pribadi (6)
- Kontak (1)
- Musik (9)
- My Personal Gospel Study (3)
- Renungan (19)
- Store (1)
- Video Khotbah (16)
Senin, 24 April 2017
Yesus + Nihil = Segalanya
'Yesus + Nihil = Segalanya' merupakan suatu persamaan yang sangat sederhana namun mendalam. Apakah kita sungguh-sungguh memahami apa yang telah dilakukan oleh Yesus bagi kita? Bagaimana hal tersebut mempengaruhi hidup kita? Saat Yesus berkata 'sudah selesai'–'tetelestai', apakah Ia benar-benar menyelesaikan segala sesuatunya atau hanya sebagian bagi kita–sehingga kita perlu untuk menyempurnakan sebagian lagi dari pekerjaan-Nya? Bagaimana dengan pandangan yang berkata 'kerjakan bagianmu dan Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya', benarkah hal tersebut merupakan injil? Atau apakah Yesus saja sudah cukup, perlukah kita sedikit menambahkan atau mengurangi sesuatu dari Dia? Entah bagaimana, apapun yang berusaha kita tambahkan kepada Yesus merupakan tindakan yang mengurangi kesempurnaan dari karya-Nya bagi kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar