KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 18 Desember 2015

Natal—Nyanyian Sorgawi Bagi Para Gembala



Ada banyak argumentasi kontroversial tentang penetapan tanggal natal, bertahun-tahun lalu seseorang bertanya tentang tanggal kelahiran Yesus dan saya hanya bertanya kembali, 'apakah itu penting?'. Tahukah Anda bahwa esensi natal bukanlah sebuah tanggal, melainkan pada makna bahwa Yesus benar-benar berinkarnasi dan lahir sebagai seorang 'bayi' di dunia untuk kita? Jika Anda bertanya tentang kelahiran Yesus di malam pada tanggal 24 Desember ataupun tanggal 25 Desember, maka saya hanya akan mengangkat bahu karena saya tidak tahu dan saya sama sekali tidak peduli. Saya hanya percaya ini: Yesus pernah lahir dan Dia sungguh-sungguh dilahirkan, bagi saya itu sudah cukup!

Tetapi apakah mungkin Yesus lahir di musim Desember yang dingin?
Berbicara tentang 'kemungkinan', saya percaya 'ya'. Bisa jadi. Beberapa orang yang anti 25 Desember akan menentang pernyataan tersebut dengan berkata bahwa tidak mungkin ada gembala yang membawa domba-dombanya ke padang rumput di malam yang bersalju. Itu benar-benar konyol, Anda harus mempelajari kembali kondisi geografis di sekitar kota Betlehem.
"Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam."
(Lukas 2: 8)
Gembala gila macam apa yang akan membunuh domba-dombanya dengan membawanya mereka keluar pada kondisi cuaca yang dingin dan bersalju?
Sekali lagi, kita terpengaruhi oleh pandangan dari film-film barat yang menggambarkan bulan Desember sebagai hari bersalju. Namun bumi ini bulat--bukan datar--sehingga apabila kondisi di Barat bersalju--bagian barat membelakangi matahari--maka bagian di Timur akan menghadap ke arah matahari. Dan lokasi geografis Bethlehem berada pada 31°42′11″ Lintang Utara dan 35°11′44″ Bujur Timur serta pada ketinggian 775 dpl. Posisi geografis ini menunjukkan bahwa Betlehem berada di zona sub-tropis atau zona temperatur hangat. Rentang suhu terdingin hingga terpanas Kota Betlehem pada bulan Desember adalah -1°C hingga 28°C, sedangkan suhu rata-rata pada bulan tersebut berkisar antara 6°C-14°C. Pada bulan itu, hujan salju jarang, seringnya hujan air. Jadi, sangat memungkinkan bagi para gembala untuk membawa keluar ternakannya ke padang terbuka dan pada waktu malam.
Selain itu juga, mereka ialah gembala yang membawa keluar domba-domba--bukannya peternak yang mengajak keluar babi-babinya. Artinya domba memiliki bulu-bulu wol yang sangat tebal sehingga cuaca dingin atau bahkan bersalju sekalipun tidak akan menjadi masalah bagi mereka. Domba tidak akan mati karena alasan kedinginan. Ini keadaan yang relatif bagi seekor domba untuk bertahan di musim dingin sekalipun, mereka bahkan bisa menanggung hingga pada suhu -40°C.
Jadi inilah yang terjadi pada sisi padang besar di luar kota Betlehem, malam itu, saat mereka menjalani waktu sebagaimana biasanya, tiba-tiba sebuah pengumuman mengejutkan dari sorga mulai diperdengungkan dan mengubah sejarah, malam yang tampak biasa itu akan menjadi malam yang akan diingat untuk selamanya,
"Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
(Lukas 2: 9-14)
Saya selalu menyukai bagian ini setiap kali saya merenungkannya sembari merayakan malam natal sendirian, "hari ini telah lahir bagimu Juruselamat!" Itu adalah pengumuman yang indah. Nubuatan sedang digenapi dan Seorang yang telah lama dinantikan oleh dunia telah lahir. Orang-orang Majus menyebutnya sebagai raja orang Yahudi yang baru saja dilahirkan. Namun coba tebak, siapa yang pertama kali berjumpa dengan Seorang Juruselamat yang akan paling dikenang oleh sejarah dan kekekalan?
SEKUMPULAN GEMBALA. Merekalah orang pertama yang melihat-Nya. Mereka kelompok pertama yang menerima kehormatan untuk menyambut Sang Mesias. Seorang Raja lahir pada malam itu, bukan di dalam sebuah istana atau tempat mewah lainnya, dan Raja kecil tersebut tidak dikunjungi oleh orang-orang berpengaruh atau orang-orang besar di kota tersebut, hanya sekumpulan gembala yang bukan siapa-siapa, mereka yang diberitahukan langsung melalui pengumuman sorgawi. Mereka yang terlebih dahulu mendapatkan kesempatan untuk melihat Penyelamat kekal mereka. Para gembala sedang berhadapan dengan "Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1: 29)
"Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."

(Lukas 2:15-20)

Para gembala begitu bersemangat dengan apa yang baru saja terjadi, mereka langsung pergi mencari Anak yang telah diberitahukan kepada mereka. Para gembala tersebut menelusuri kesunyian, saat tidak ada yang lain yang mengetahui berita baik ini, mereka tahu. Mereka mengetahui suatu sejarah besar sedang terjadi malam itu dan mereka menemukan 'Bayi' yang mereka cari.
Ketika mereka sampai, mereka langsung menceritakan semua yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak yang sedang berbaring di palungan tersebut. Bayi lemah mungil yang sedang tertidur itu berada dalam penjagaan orang-orang di sekitarnya. Para gembala menceritakan tentang bayi tersebut dan alkitab mencatat 'semua orang terheran' dengan cerita para gembala. Nah, bukankah menarik untuk mengetahui siapa 'semua orang yang terheran' tersebut?
Saya percaya bahwa itu pasti bukan Maria, karena ia sudah mengetahui dengan jelas siapa Bayinya sendiri--makanya ia menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya. Saya percaya bahwa itu juga bukan Yusuf, ia juga tahu jelas siapa Bayinya, malaikat telah menjumpainya dan memberikan tanggung jawab kepadanya saat ia sendiri berpikiran untuk menceraikan Maria karena tidak mengetahui asal usul kehamilan dari 'gadis yang belum pernah disetubuhinya'--mereka masih bertunangan saat Maria hamil. Saya juga percaya bahwa itu bukan orang-orang majus--walaupun saya ragu jika mereka sudah ada disana mendahului para gembala--karena sebelumnya bahkan orang-orang majus tersebut telah memberitahu raja yang berkuasa tentang bintang yang bersinar terang yang menandakan lahirnya Raja yang baru. Mereka berjalan mengikuti cahaya bintang karena mengetahui bahwa Bayi tersebut ialah seorang Penyelamat bangsa-bangsa. Jadi, jika itu bukan Maria, bukan Yusuf dan juga bukan orang-orang majus, siapakah 'semua orang yang terheran' tersebut?
Hal ini mendukung cacatan saya sebelumnya tentang rumah yang memberikan penampungan bagi kelahiran Mesias tersebut. Jika Yesus lahir di kandang domba sendirian, maka jelas, tidak perlu ada yang merasa heran dengan cerita para gembala tersebut. Yusuf telah mengetahuinya, Maria telah mengetahuinya dan para orang majuspun telah mengetahuinya. Tidak ada orang lain. Jadi mengapa masih ada 'orang-orang yang terheran'? Karena memang ada orang lain yang menyaksikan kelahiran tersebut--orang-orang dari rumah yang memberikan tempatnya bagi kelahiran Sang Juruselamat. Awalnya mereka hanya berpikir tentang wanita malang yang tidak memiliki tempat untuk melahirkan, tetapi mereka tidak tahu siapa yang dilahirkan di rumah mereka sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa Juruselamat (Mesias)--yang mereka sendiri juga telah lama nantikan--sedang dilahirkan di rumahnya dan cerita para gembala membuat mereka benar-benar terheran.
Jadi inilah berita yang diperdengarkan oleh para gembala, di dalam sebuah rumah yang bahkan tidak menyadari siapa yang sedang dilahirkan di hadapan mereka: "hari ini telah lahir bagimu Juruselamat!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar