KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 26 Desember 2015

Natal—Perjalanan Orang Majus Dan Cahaya Penuntun Sang Bintang


Tuhan berbicara tentang janji dan mengukir tanda di langit, saat Ia menyuruh Abram menghitung bintang di langit dan saat Ia menunjukkan bintang di langit kepada orang majus. Ada banyak orang berusaha membaca tanda-tanda ramalan di langit--astrologi, abrahamik, zodiak dan lainnya. Mereka berusaha menerjemahkan rasi bintang, mencari kehendak Tuhan, membaca nasib kehidupan tetapi semua ini tidak lebih dari permainan menebak ketidakpastian hidup. Beberapa tahun silam orang-orang berusaha menebak tentang kedatangan Yesus yang kedua kali melalui berbagai tanda di langit--bulan berdarah, gerhana matahari, hujan es dan lainnya; semua ini tidak lebih daripada usaha menebak-nebak sesuatu yang dianggap sebagai pesan Allah.
Kalau Tuhan ingin berbicara melalui tanda-tanda di langit, Ia akan memastikan Anda langsung mengetahuinya, Ia tidak akan membuat Anda menebak-nebak dalam kebutaan dan kebingungan. Jadi, daripada berusaha untuk memahami ketidakpastian yang Anda curigai di langit alam semesta, biarkanlah Dia berbicara dan menyingkapkan hati-Nya di dalam hati Anda. Saat Tuhan berbicara melalui tanda-tanda di langit, Ia memastikan orang-orang majus agar mengetahuinya.

"Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: 'Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.'"
(Matius 2: 1-2)
Siapakah orang majus ini? Mereka disebut sebagai 'orang bijak'. Beberapa menafsirkannya sebagai 'raja' atau 'panglima besar', tetapi tidak ada catatan spesifik dari Alkitab untuk memastikannya. Hal yang menarik ialah mereka telah terbiasa mengamati bintang-bintang--dan saya meragukan jika seorang raja atau panglima memiliki waktu luang untuk mempelajari ilmu perbintangan. Meskipun demikian, saya mempercayai bahwa mereka juga ialah orang besar yang dihormati di tempat asalnya, mereka setidaknya ialah orang-orang yang berpengaruh. Mereka terbiasa dengan tanda-tanda di langit dan ketika Tuhan sungguh-sungguh mengukir pesan di langit, Tuhan memastikan mereka untuk memahaminya.
Alkitab menunjukkan bahwa sejarah ada dalam arahan Tuhan yang begitu spesifik, segala sesuatu berjalan dalam keharmonisan yang tepat dan saya tidak percaya apabila semua yang terjadi semata-mata hanya karena keputusan yang dibuat oleh manusia itu sendiri; pastilah Tuhan sendiri turut bekerja dalam menetapkan segala sesuatunya.
Bintang di Timur mengingatkan saya pada bintang-bintang yang ditunjukkan oleh Tuhan kepada Abram saat Ia menjanjikan keturunan yang besar kepadanya (Kejadian 15: 5). Namun Perjanjian Baru secara spesifik menjelaskan bahwa ada sebuah 'bintang istimewa' yang dilihat oleh Abraham. Abraham melihat 'bintang yang sama' dengan yang dilihat oleh orang majus. Dalam terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, kata 'keturunan' yang dituliskan bersifat jamak--banyak, lebih dari satu, namun sebenarnya berbeda dengan kata yang digunakan dalam terjemahan Inggris, rata-rata menerjemahkan kata 'keturunan-keturunan' sebagai 'benih' ('seed'--tunggal, bukannya 'seeds'--jamak). Jadi, coba tebak ada berapa banyak keturunan yang dijanjikan kepada Abraham sehingga semua bangsa di dunia akan diberkati?
HANYA SATU, bukan banyak. Meskipun Ishak disebut sebagai 'anak janji'. namun ia bukanlah fokus dari keseluruhan janji yang diucapkan oleh Tuhan sebelumnya. Ishak tidak memenuhi kelengkapan dari janji Tuhan, yakni 'bangsa yang besar, nama yang masyhur dan menjadi berkat [bagi banyak bangsa]' (Kejadian 12: 2). Ishak belum memenuhi kriteria-kriteria dari janji tersebut. Adalah benar bahwa Ishak menjadi salah satu nama yang dikenal, tetapi ia dikenal sebagai seorang 'bapa Yahudi'. Tanya saja siapa Ishak kepada orang yang belum pernah membaca Alkitab dan orang-orang akan mengangkat bahu karena tidak tahu.
Jadi siapakah sebenarnya benih tunggal yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham?
Itu adalah sebuah 'bintang istimewa' yang ia lihat--dan juga pada akhirnya dilihat oleh orang-orang majus. Paulus memberikan penjelasannya, "Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan 'kepada keturunan-keturunannya' seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: 'dan kepada keturunanmu', yaitu Kristus." (Galatia 3: 16). Paulus menyatakan bahwa bintang yang dilihat oleh Abraham ialah Yesus itu sendiri dan bintang itu kini menuntun orang-orang majus kepada Sang Mesias. Yesus memenuhi setiap kata dari nubuatan yang diucapkan bagi Abraham, oleh-Nya [hanya di dalam nama Yesus], segala bangsa di dunia akan diberkati. Segala bangsa di dunia mengetahui nama-Nya, orang besar atau kecil, tua atau muda, mereka setidaknya mengetahui nama 'Yesus'.
Yesus berkata "Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." (Yohanes 8: 56). Saat Tuhan menunjukkan bintang-bintang kepada Abraham, Ia menunjukkan 'sebuah bintang yang bersinar paling terang' di langit--bintang yang dilihat oleh orang majus, Ia menunjukkan bahwa oleh 'benih keturunannya [tunggal]' maka semua bangsa di dunia akan diberkati, Tuhan menunjukkan kepada Abraham tentang Yesus dan ia telah melihat-Nya.
Bintang yang sama terus bersinar mengingatkan kita kepada Mesias Agung, Ia bercahaya menyinari anak-anak-Nya, Ia memberikan kemuliaan kepada kita. Saat kita memandang kepada Sang Bintang itu, kita mendengar sebuah pesan yang indah: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." (Yesaya 60: 1)

EMAS, KEMENYAN DAN MUR

"Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur."
(Matius 2: 11)
Perjanjian Lama memberikan suatu gambaran tentang 'emas, kemenyan dan mur' sebagai bagian dari bahan-bahan yang ditemukan di dalam bait suci--hadirat Tuhan dan untuk korban persembahan. Jadi, ketiga bahan tersebut membawa 'bayangan' dari 'wujud' yang sebenarnya (Kolose 2: 17).
Secara singkat, mari kita melihat 'wujud' dari masing-masing 'bayangan' tersebut di dalam terang pewahyuan alkitabiah:
*emas -> memiliki nilai berharga; kesempurnaan ilahi
merupakan bagian dari persembahan yang tak bercacat cela, kudus dan murni apa adanya. Menggambarkan bahwa pekerjaan Yesus dalam mengambil posisi kemanusiaan kita berlangsung tanpa noda apapun, Ia menjadi Juruselamat yang sempurna untuk manusia yang tidak sempurna.
*kemenyan -> rempah-rempah; memberikan bau dan rasa yang khusus
merupakan penambah rasa manis terhadap korban persembahan. Menggambarkan apa yang dilakukan Yesus itu memberikan keelokan yang menarik hati, layak untuk dinikmati dan dihargai.
*mur -> minyak, parfurm; urapan
merupakan pekerjaan Yesus sebagai korban yang harum dan berkenan. Memberikan kita suatu pengertian tentang urapan Roh Kudus yang tanpa-Nya, tidak ada persembahan apapun yang layak untuk dilakukan dan dibawa ke hadapan Tuhan.

Setiap persembahan yang dibawa oleh orang majus pada dasarnya justru merujuk kepada Yesus itu sendiri; Dialah persembahan yang sejati, yang akan menggenapi semua gambaran atau bayangan yang dibawa ke hadapan-Nya. Yesus ialah korban yang akan mengakhiri semua korban yang ada. Sang Juruselamat yang menebus seluruh dunia. Setiap orang lahir untuk hidup, tetapi hanya Dia yang lahir untuk mati; bagi Anda dan bagi saya, bagi kita semua. 
Dialah hadiah natal yang terbaik untuk setiap orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar