KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 27 Oktober 2015

Penyertaan Tuhan Melalui Sebuah Proses

Saya menerima pertanyaan ini dan merenungkannya: apakah kasih karunia berarti tidak perlu adanya proses? 
Awal saya mengenal kasih karunia, saya sangat anti dengan kata 'proses', saya membenci kata tersebut. Mengapa? karena saya pikir itu menandakan usaha dan pencapaian pribadi. Itu melalui kesakitan, penderitaan dan kesukaran. Dan saya pikir tidak mungkin hal tersebut merupakan kabar baik. Saya pikir orang-orang yang meninggikan 'proses' mempercayai bahwa Tuhan yang memproses kehidupan mereka. Namun itu bukan kabar baik bukan? Mengapa Tuhan memproses kehidupan kita jika Ia sudah amat mengenal kita, apa yang diharapkan oleh Yang Maha Tahu?
Namun ternyata saya keliru, bukan demikian arti 'proses' yang sesungguhnya.


Menurut definisi KBBI, proses berarti 'runtunan perubahan--peristiwa--dalam perkembangan sesuatu'. Sesuatu yang berkembang atau bertumbuh. Benarkah kekristenan berarti tidak ada lagi proses?
Saya meragukan hal tersebut sekarang. Karena kebenarannya, setiap hari kita bertumbuh dan berkembang, khususnya dalam hal pengenalan dan pemahaman kita akan Tuhan. Setiap hari, Tuhan mengajar kita melalui pengalaman yang terjadi dan perenungan yang kita hadapi.
Alkitab banyak berbicara tentang proses:
  • Abraham melalui proses untuk menantikan janji Tuhan melalui Ishak dan keturunan yang besar
  • Yusuf melalui proses pembuangan dan fitnah sebelum ia menjadi orang yang berpengaruh
  • Daud dikejar Saul selama bertahun-tahun sebelum ia naik takhta meskipun ia telah dinubuatkan dan diurapi oleh nabi Samuel sebagai raja
  • Yesus melalui kefanaan selama lebih kurang 33 tahun untuk melakukan penebusan yang sempurna
  • Petrus jatuh bangun dalam pembelajarannya sebagai seorang rasul
  • Paulus melalui lika-liku kefarisiannya dan kebrutalannya sebelum ia menemukan panggilannya.
PROSES, kesengsaraan/penderitaan, pergumulan dan terkadang rasa sakit, kita semua tidak menyukainya dan kita tidak perlu mencari-carinya sebab ia dengan sukarela akan mendatangi kita. Lalu dimana kabar baiknya?
ALLAH BUKANLAH PEMRAKARSA atas proses yang Anda lalui. Tidak, tidak bukan Dia. Dulu saya pikir bahwa Allah yang membuat saya melalui proses tersebut. Ternyata tidak. Allah tidak menciptakan proses, Allah tidak menciptakan proses untuk melihat seberapa setianya atau seberapa tulusnya kita mengikuti-Nya, TIDAK. Ia tidak perlu melakukannya dan jikalau Ia melakukannya, kita semua akan lari karena tidak mungkin--bila kita cukup rendah hati untuk mengakuinya--kita melaluinya dengan kemampuan kita sendiri. Kita akan jatuh tergeletak tanpa-Nya. Justru sebaliknya, Dia hanya membawa kita melaluinya. DIA MENYERTAI KITA DI DALAM PROSES TERSEBUT. Dia melibatkan Diri-Nya bersama-sama dengan kita.


"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."
(Efesus 4: 11-15)

Saat saya kembali melihat perikop tersebut, saya merenungkan beberapa kata yang tiba-tiba bercetak tebal menarik perhatian saya: SAMPAI KITA SEMUA TELAH MENCAPAI KESATUAN, KEDEWASAAN PENUH, TINGKAT PERTUMBUHAN YANG SESUAI DENGAN KEPENUHAN KRISTUS, BERTUMBUH DALAM SEGALA HAL KE ARAH DIA, dan BOOM! Semua kata-kata tersebut menghantam saya. Proses, Allah menyukainya. Ya, Dia menyukainya. Mengapa? Karena di dalam proses tersebut, Ia ada bersama-sama kita. Di dalam proses tersebut, kita belajar untuk mengosongkan diri dan diisi oleh Dia. Di dalam proses tersebut, kita semakin kecil dan Dia semakin besar. Di dalam proses tersebut, kita mengandalkan dan melekat kepada-Nya untuk bertumbuh. Di dalam proses tersebut, ada perjalanan panjang dan Ia terus menerus menuntun kita selangkah demi selangkah.

Namun, bagaimana merekonsiliasi kata 'proses' dengan ucapan dari Yesus yang berkata, 'SUDAH SELESAI' (Yohanes 19: 30)?
Oh saya menyukai kata tersebut, itu kata favorit saya, 'SUDAH SELESAI'. Tapi apanya yang sudah selesai? Saya percaya bahwa segala sesuatu telah diselesaikan. Ya, SEGALA SESUATU! Lalu mengapa kita masih menghadapi sebuah 'proses'?
Karena 'segala sesuatu' tersebut belum termanifestasi kepada kita. Karena 'segala sesuatu' tersebut masih belum sepenuhnya menyentuh setiap area dari kehidupan kita secara sekaligus. Kita masih bertumbuh untuk MENYADARI makna dari 'segala sesuatu' yang tersedia bagi kita. Kita masih berkembang bersama-sama DI DALAM SEGALA SESUATU yang sudah menjadi milik kita.


"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus."
(Filipi 3: 12)


Pengenalan akan Tuhan membutuhkan proses seumur hidup, kenapa? Karena waktu yang fana ini tidak cukup untuk menyingkapkan segalanya tentang Pribadi-Nya kepada kita, bukan karena Ia tidak bisa melakukannya namun kitalah yang belum mampu menerimanya; otak yang terbatas akan meledak jika kita mencoba menerima penyingkapan dari Pribadi yang tak terbatas. Kita belajar seumur hidup tentang-Nya, bertumbuh dalam--bukan untuk menjadi--kesempurnaan untuk menerima segala sesuatu dari manifestasi yang telah diselesaikan oleh-Nya. Ya, jika ada orang yang dapat mengklaim bahwa ia telah mengenal Tuhan dengan sepenuhnya--sehingga tidak ada lagi yang perlu diketahuinya tentang Diri-Nya--maka hanya ada 2 alasan; entah pernyataan tentang 'Tuhan yang tak terbatas' itu hanyalah omong kosong atau orang tersebut yang sedang membual. Sekali lagi, Tuhan terlalu tak terbatas untuk dipahami dalam ruang waktu kita yang terbatas sekarang. 

Dan saya sedang ada di dalam PROSES tersebut: proses dimana Ia menyertai setiap langkah saya, proses dimana Ia memberikan pertumbuhan kepada saya, proses dimana Ia terus menerus mengajar dan menyingkapkan Firman-Nya kepada saya dan proses dimana saya yang telah 'disempurnakan' ini sampai kepada akhir yang telah dirancangkan-Nya sejak semula untuk menerima segala sesuatu yang tersedia agar dimanifestasikan ke dalam diri saya secara UTUH DAN SEMPURNA. 'Bukan seolah-olah aku telah memperolehnya', saya mungkin belum sampai di ujung akhirnya, tapi saya sudah ada di dalam perjalanan bersama dengan-Nya. Saya sedang menikmati langkah demi langkah menjajaki waktu tersebut dengan-Nya. Saya sedang ada di tengah proses; tidak untuk berjuang sendirian, namun beristirahat dalam tuntunan serta arahan-Nya. Saya sedang dalam sebuah proses dimana IA TIDAK HANYA MEMANDANG DARI KEJAUHAN MENUNGGU, TAPI IA MELEWATINYA DAN MELALUINYA BERSAMA-SAMA DENGAN SAYA. IA MENYERTAI SAYA DAN IA JUGA MENYERTAI ANDA.

2 komentar: