"Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu."
(Mazmur 103: 13-14)
(Mazmur 103: 13-14)
Ya, saya harap, pernah berharap bahwa saya dapat melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Kadang berpikir naif seperti lainnya, 'yang penting kan usaha' akan tampak melegakan, namun kesadaran bahwa alasan tersebut hanyalah suatu upaya mengalihkan diri untuk mencari rasa aman di dalam diri sendiri. Tuhan tidak ingin saya bergantung pada usaha dan pencapaian pribadi, Dia ingin saya hanya bergantung kepada-Nya, membiarkan Diri-Nya mendefinisikan jati diri saya dan bukan yang lainnya—bahkan bukan diri saya sendiri. Jadi karena saya memahami hal tersebut, maka saya tidak akan menutupi kegagalan saya sebagai manusia di hadapan siapapun. Injil membuat saya bebas untuk menjadi bukan siapa-siapa.
Beberapa orang menjaga performanya, berusaha tampil kudus dan tampak dikenan oleh Allah, mengusahakan dirinya menjaga perkenanan Tuhan baginya. Tapi ketika ia gagal, apakah perkenanan Tuhan akan pergi meninggalkannya?
Beberapa orang menjaga performanya, berusaha tampil kudus dan tampak dikenan oleh Allah, mengusahakan dirinya menjaga perkenanan Tuhan baginya. Tapi ketika ia gagal, apakah perkenanan Tuhan akan pergi meninggalkannya?
Tidak, meskipun ia merasa kehilangan perkenanan-Nya, tapi kebenaran-Nya, Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Dan karena ia tidak mengetahui realitas tersebut, ia merasa malu bila orang-orang melihatnya gagal, karena seolah-olah kejatuhannya memberitahukan khayalak umum bahwa Tuhan berpaling dan tidak berkenan terhadapnya. Hasilnya, ia menjadi seorang 'hipokrit' (berpura-pura), ia menjadi seorang pemain sandiwara. Ia mencoba memanipulasi perkenanan Tuhan terhadapnya di hadapan orang-orang, sebab ia malu bila orang-orang mengetahui kegagalan dan kejatuhannya.
Pandangan Allah terhadap saya ialah berdasarkan Pribadi-Nya, bukan diri saya. Ia berkenan kepada saya karena apa yang Yesus lakukan; Ia setia bahkan ketika saya tidak. Karena itu, saya mengakui bahwa saya masih manusia yang rapuh, bisa jatuh dan gagal. Dan saya tidak akan menyembunyikannya, saya tidak akan kehilangan apapun dengan mengungkapkan sisi kerapuhan saya. Karena Yesus sudah menjadi SEGALANYA bagi saya.
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."
(Mazmur 37: 23-24)
(Mazmur 37: 23-24)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar