KATAGORI RENUNGAN

Translate this blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 28 Maret 2013

Perjanjian Allah



Banyak gereja, persekutuan maupun sekolah alkitab sedang mempelajari Firman Tuhan dengan cara yang menyimpang. Jika Anda tidak mendapatkan pengertian yang benar mengenai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang ada di dalam Alkitab, maka Anda akan menyangka bahwa Allah mungkin 'gila' karena Dia digambarkan dengan sangat berbeda di antara kedua perjanjian tersebut. Saya akan mengajak Anda untuk melihat kebenaran yang sedang diabaikan oleh para hamba Tuhan saat ini khususnya tentang mengklaim janji - janji Allah di dalam FirmanNya. Saya percaya bahwa Allah memiliki maksud yang dalam ketika kehidupan Yesus Kristus membawa pemisahan di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terpampang di dalam Alkitab, itu bukan sekedar hiasan untuk membelah isi Alkitab menjadi dua bagian besar. Ada sebuah maksud yang luar biasa dari Allah dalam menunjukkan kedua isi perjanjian tersebut kepada manusia. Allah bekerja menurut perjanjian yang ditetapkanNya dengan manusia.

PERJANJIAN LAMA

Di dalam Perjanjian Lama, Anda akan menemukan gambaran Allah yang tampak 'kejam' ketika Dia berurusan dengan manusia. Walaupun banyak orang menggambarkanNya secara halus, mereka mengklaim bahwa Allah akan berurusan dengan Anda dengan cara yang sama. Anda akan menemukan diantaranya bahwa Allah yang menghapuskan seluruh umat manusia kecuali seluruh makhluk di dalam kapal Nuh dengan mengirimkan air bah ke atas seluruh bumi (Kejadian 6: 1-22 hingga Kejadian 7: 1-24), Allah yang mengacaubalaukan bahasa manusia dan menyerakkan mereka seluruh bumi (Kejadian 11: 1-9), Allah yang membinasakan manusia yang ada di Sodom dan Gomora setelah menyelamatkan Lot dan keluarganya (Kejadian 19: 1-30), Allah yang mengirimkan api dari langit melalui perantaraan Elia untuk memakan habis para perwira dan seluruh anak buahnya yang dikirimkan oleh Ahazia (2 Raja - Raja 1: 1-18) dan sebagainya.

Saya percaya Anda tidak akan ingin untuk berurusan dengan Allah sebagaimana yang dialami oleh orang - orang di dalam Perjanjian Lama, Allah juga tidak ingin berurusan dengan Anda seperti demikian. Perjanjian Lama kemudian didominasi oleh Hukum Taurat ketika orang Israel mulai mengabaikan kasih karunia Allah dan meminta untuk diperlakukan sesuai hukum, mereka meminta Allah berhenti mengasihani mereka dan mereka mengandalkan kekuatan mereka sendiri untuk menggenapi perintah - perintah Allah (Keluaran 19) Bukannya meminta pertolongan Tuhan dalam menaati segala perintahNya, mereka malah berpikir untuk berusaha melakukan perintahNya. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya Hukum Taurat (Keluaran 20)

PERJANJIAN BARU

Seluruh gambaran Allah di dalam Perjanjian Lama disingkapkan melalui Perjanjian Baru di dalam Yesus Kristus. Perjanjian Lama hanya menggambarkan sedikit mengenai sifat Allah yang membatasi diriNya dengan manusia berdasarkan Hukum Taurat. Sebaliknya, Allah menggambarkan diriNya dengan sempurna di dalam Perjanjian Baru melalui Yesus Kristus. Diceritakan bagaimana Tuhan dengan penuh belas kasih mengampuni seorang perempuan berzinah yang ditarik oleh para ahli Taurat untuk melemparinya dengan batu (Yohanes 8: 1-11), Yesus yang pergi ke rumah seorang pendosa yakni pemungut cukai yang bernama Zakheus lalu menyatakan keselamatan ke atasnya dan seluruh isi rumahnya (Lukas 19: 1-10), Yesus yang mengutus Petrus yang pernah menyangkalNya sebanyak 3 kali untuk menjadi orang yang akan menggembalakan domba - dombaNya (Yohanes 21: 16-19) dan sebagainya.

Sungguh sebuah perbandingan yang berbeda mengenai bagaimana Allah menanggapi manusia di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Sahabat, ini bukanlah Allah yang berbeda di antara kedua perjanjian tersebut, sebaliknya ini adalah Allah yang sama di dalam kedua perjanjian tersebut. Allah tidak berubah, Dia bukan pribadi yang plin-plan, Dia tidak pilih kasih, dan Dia bukan kadang-kadang baik atau kadang-kadang jahat kepada manusia. Dia bekerja menurut perjanjian yang diadakanNya, inilah alasan penting untuk mempelajari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru di dalam Alkitab dengan konteks yang benar.

MEMBACA FIRMAN BERDASARKAN KONTEKS

Alkitab (baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru) penuh dengan janji - janji Allah. Tetapi sangat penting untuk menyatakan perjanjian yang layak diterima oleh orang-orang percaya. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ada perjanjian yang seharusnya tidak layak diterima oleh manusia, saya menekankan bahwa seringkali orang-orang telah memutarbalikkan janji Allah karena mereka kurang peka dalam memilah kedua perjanjian tersebut. Dalam Perjanjian Lama, janji Allah diberikan karena perintah 'lakukan ini dan lakukan itu, atau jangan lakukan ini dan jangan lakukan itu maka Tuhan akan melakukan ini dan itu.', sebaliknya Perjanjian Baru dinyatakan karena pekerjaan Yesus yang luar biasa, janji-janjiNya dinyatakan dengan 'terimalah, pakailah, atau Tuhan melakukan sesuatu dalam kehidupan Anda, jalanilah'. Perjanjian Lama menekankan usaha manusia dalam mencapai janji-janji Allah, sedangkan Perjanjian Baru menekankan anugerah cuma-cuma yang diberikan oleh janji Allah melalui Kristus. Banyak orang membaca Alkitab Perjanjian Lama tanpa tanda-tanda (pemahaman) bahwa mereka tidak hidup di dalamnya, itulah sebabnya dikatakan di dalam 2 Korintus 3: 14, tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.".

Mengapa ini penting?
Kebanyakan orang Kristen sedang menjalani sebuah kehidupan yang frustasi dan membosankan, mereka tidak bergairah terhadap Allah lagi. Mereka lebih diarahkan kepada rutinitas daripada hubungan yang intim dengan Allah. Mereka sedang berusaha menjalani kehidupan rohani yang melelahkan, berusaha melayani dan menyenangkan Allah dengan segala usaha mereka (kekuatan mereka sendiri). Mereka hidup seolah - olah dunia mereka berada pada Perjanjian Lama. Sebaliknya Allah tidak menginginkan ataupun memerlukan semuanya itu, Anda tidak diciptakan untuk menjalani rutinitas agamawi, Anda dipanggil untuk menjadi Pengikut Kristus (Kristen), Anda menerima janji - janji Allah hanya berdasarkan kemurahan Allah.

Ketika Anda mampu memilah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka Anda pasti akan menemukan bahwa kehidupan rohani Anda akan begitu menggairahkan. Jangan sekedar membaca Perjanjian Lama lalu menerjemahkannya dengan pemikiran sendiri dan menjalankannya dalam kehidupan, itu akan menimpakan beban kepada diri Anda sendiri. Sebaliknya izinkan Kristus menjadi penerjemah yang baik yang akan menerangi pemahaman Anda dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam menggali janji-janji Allah di dalamnya. Banyak orang berkata, 'jika Perjanjian Lama itu tidak berlaku, mengapa itu dicantumkan di dalam Alkitab?'

Ya, tentu saja itu perlu. Namun bukan supaya Anda berusaha hidup menurut Perjanjian Lama, namun Allah menunjukkan bagaimana Perjanjian Lama itu mewahyukan tentang Yesus Kristus, Sang Mesias yang mengubah segala sesuatunya. Yesus menggenapi Perjanjian Lama, membuat batas akhirnya, menjadi perantaranya dan kemudian menggariskan sebuah Perjanjian Baru. Mengapa?

Karena "sebab, jika perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua." (Ibrani 8: 7). Dengan kata lain, Firman Tuhan sedang mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Perjanjian Lama sehingga Yesus Kristus perlu membuat sebuah Perjanjian Baru.

TRANSFORMASI PERJANJIAN LAMA MENUJU PERJANJIAN BARU

Sahabat, apakah Anda masih terpanah pada janji-janji yang lama? Siapkah Anda untuk mengubah pola pemikiran Anda kepada janji - janji yang baru?

II Korintus 3: 5 - 6 menyebutkan "Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Adalah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.". Tidak seorangpun dengan kekuatannya sendiri akan pernah sanggup untuk berkata kepada Allah, 'saya akan melakukan FirmanMu apapun itu, sekarang berikan itu. Saya akan mengejar janji - janjiMu'. Tidak, kita perlu Roh Kudus. Perjanjian Allah tidak diupayakan, itu tidak ditulis pada loh-loh dari Hukum Taurat Perjanjian Lama, perjanjian Allah ialah anugerah, dan kita ialah para pelayan dari Perjanjian Baru bukan lagi Perjanjian Lama.

"Demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat." (Ibrani 7: 22). Yesus ialah jaminan yang LEBIH KUAT, itu artinya Perjanjian Baru memiliki sebuah kepastian dari Allah dibandingkan dengan Perjanjian Lama. Bukan hanya itu, Ibrani 8: 6 menambahkan "tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi perantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.". Sahabat, dapatkah Anda memperhatikannya?
Perjanjian Baru memiliki kedudukan yang LEBIH AGUNG, LEBIH MULIA bahkan LEBIH TINGGI dibandingkan Perjanjian Lama.

HATI - HATI DENGAN PENCAMPURAN PERJANJIAN

Saya sering mendengar para pendeta mengajarkan bahwa harus ada keseimbangan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, antara Hukum Taurat dan Kasih Karunia, antara Hukuman dan Anugerah. Kedengarannya sangat realitas, saya dulu percaya dengan pengajaran demikian, namun semua pandangan saya diubahkan ketika saya mempelajari Firman Tuhan secara lebih mendalam. Faktanya apa yang manusia sebut dengan 'keseimbangan' merupakan sebuah 'pencampuran' bagi Allah. Anda mau menyeimbangi (mencampurkan) Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru?

Yesus berkata, "demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula." (Markus 2: 22).

Anda tidak bisa menyeimbangkan (mencampurkan) kedua perjanjian tersebut, itu akan menghasilkan kerohanian yang kacau dan membingungkan. Saya telah menyatakan bahwa Allah berurusan dengan manusia menurut perjanjian yang diadakanNya, dan kita hidup di dalam Perjanjian Baru yaitu sebuah perjanjian dimana Yesus telah mengubah segala sesuatunya dari Perjanjian Lama.



Kesimpulan:

Dengan mempelajari dan memahami kedua perjanjian Alkitab secara baik dan benar, kita sedang dituntun untuk memandang Allah dengan sisi yang tidak samar lagi. Yesus ialah jaminan dari Perjanjian Baru, tidak ada jaminan untuk Perjanjian Lama. Bersyukurlah karena kita hidup didasarkan pada janji-janji Kristus yang baru. I Korintus 11: 23-26 berkata, "sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang."

Puji Tuhan, Yesus membawa kita dari Perjanjian Lama menuju transformasi Perjanjian Baru, sebuah perjanjian dengan Tubuh dan Darah Kristus, sungguh sebuah perjanjian yang jauh lebih baik, lebih agung, lebih mulai dan lebih tinggi!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar